Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kerap terjadi di sejumlah daerah.
Penyebabnya selain cadangan minyak Indonesia yang semakin menipis, juga
pencurian BBM oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Maraknya pencurian BBM tersebut mendorong sejumlah mahasiswa Teknik
Elektro Universitas Diponegoro (Undip) mengembangkan sebuah alat
pendeteksi otomatis pencurian bahan bakar minyak. Dengan alat ini
apabila sistem mendeteksi adanya upaya pencurian BBM pada truk tangki,
maka akan secara otomatis mengirim SMS peringatan disertai koordinat
lokasi pencurian pada depo Pertamina.
Sejumlah mahasiswa tersebut adalah Muhammad Fikko Fadjrimiratno,
Andrey Wicaksono, Rofiq Cahyo Prayogo, dan Hot Asi Yohannes. Para
mahasiswa ini dibimbing oleh Sumardi, dosen Elektro Undip.
Andrey Wicaksono menjelaskan, data dari Ditjen Migas menunjukkan,
cadangan minyak Indonesia menipis. Cadangan minyak yang menipis
menyebabkan kelangkaan BBM di berbagai daerah.
“Hal itu diperparah aktifitas penimbunan BBM oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab. Termasuk oknum yang mencuri BBM Pertamina dari
truk tangki ke lokasi penimbunan,” kata Andrey.
Menurut Andrey, persoalannya hingga saat ini, Pertamina masih
menggunakan segel konvensional yang memiliki banyak celah keamanan.
Meskipun di beberapa terminal BBM, Pertamina sudah menerapkan sistem GPS
pada truk tangki mereka. Namun, pengawasan truk dengan GPS tersebut
masih dilakukan secara manual sehingga dengan keterbatasan jumlah
karyawan, tidak mungkin semua truk dapat diawasi maksimal.
“Oleh karena itu, tim mahasiswa Undip merancang dan membuat suatu
sistem berbasis modul GPRS, GPS, dan mikrokontroler yang memungkinkan
pendeteksian secara otomatis,” katanya.
Selanjutnya, Muhammad Fikko menambahkan, mereka juga menempatkan
sensor ultrasonik pada katup buttom loader. Sehingga upaya untuk melepas
segel pada katup dapat dideteksi .
Sementara itu untuk membuka katup, mereka menerapkan sistem password
ketika hendak membuka katup bottom loader. Dan hanya pihak SPBU saja
yang dapat membuka katup tersebut.
“Jika katup dibuka tanpa memasukan password atau salah memasukkan
password selama tiga kali, maka mikrokontroler akan menginstruksikan
modul GPRS untuk mengirim SMS peringatan disertai koordinat lokasi
pencuriannya pada depot Pertamina,” kata Fikko.
Ia menjelaskan, jika password yang dimasukkan benar, maka dapat
dipastikan tidak terjadi tindak pencurian. Semua jenis mekanisme
tersebut diprogram menggunakan bahasa pemrograman C.
Dalam percobaan yang mereka telah lakukan, prototipe alat ini telah
berhasil mendeteksi terbukanya katup bottom loader dan mengirimkan SMS
peringatan disertai koordinat lokasinya. Para mahasiswa berharap
penerapan prototipe ini dapat menekan kelangkaan BBM akibat aktifitas
pencurian minyak dan berpotensi menyelamatkan Pertamina dan para pemilik
SPBU dari kerugian finansial sampai dengan puluhan miliar rupiah.[]
0 comments:
Post a Comment