KULONPROGO – Lonjakan jumlah pencari kerja yang tidak seimbang dengan permintaan pasar kerja menyebabkan tingginya angka pengangguran terbuka di Kabupaten Kulonprogo. Merujuk data di BPS setempat pada 2014 jumlah angka pengangguran dari lulusan SLTA mencapai 50,16 persen.
“Lulusan SLTA kurang terserap ke dunia kerja,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kulongprogo, Eka Pranyata, Kamis (4/6/2015).
Salah satu upaya yang akan dilakukan pemda setempat adalah menurunkan angka pengangguran secara signifikan terutama untuk penempatan lulusan SLTA. Butuh keterpaduan antar lembaga agar ada komitmen bersama dalam menangani permasalahan ketenagakerjaan.
“Penyelesaian ketenagakerjaan merupakan tanggung jawab semua stakeholder,” tuturnya.
Menurutnya, mega proyek menjadi peluang besar untuk mengentaskan pengangguran. Namun bisa saja potensi ini tidak akan menyerap tenaga kerja lokal, apabila kualitas tenaga kerja lokal yang ada tidak mempunyai kemampuan sebagaimana persyaratan kompetensi kerja yang diperlukan.
Langkah dilakukan pemda setempat yakni melakukan sosialisasi penyebarluasan informasi pasar kerja yang merupakan serangkaian proses pengenalan dan pemahaman yang berkaitan dengan bursa kesempatan kerja. Tujuannya adalah penempatan yang dilakukan melalui pendaftaran pencari kerja berasal dari lulusan SLTA.
Pakar Ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Rika Fatimah mengatakan Kulonprogo perlu menyiapkan angkatan kerja yang memiliki kualifikasi internasional. Sekolah maupun lembaga pendidikan dan keterampilan perlu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman dan keadaan.
“Tidak hanya dari sisi skill, tetapi tenaga kerja akan bersaing pula dalam semangat kerja, serta disiplin,” kata Rika.
Sumber : news.okezone.com
0 comments:
Post a Comment