Latest News
Friday, 5 June 2015

Marak Ijazah Palsu, Skripsi Masih Penting Bagi Mahasiswa



JAKARTA - Merebaknya kasus ijazah palsu mendorong Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Muhammad Nasir tidak mewajibkan skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa S-1. Namun, sebagian akademisi menilai, skripsi masih penting bagi mahasiswa.

Ketua Forum FKIP se-Indonesia Dr. Bujang Rahman, menjelaskan, salah satu kompetensi dasar sarjana adalah kemampuan meneliti. Penguasaan skill tersebut akan membuktikan bahwa mahasiswa S-1 bisa merespons berbagai masalah dan fenomena di sekitar mereka melalui karya ilmiah.

"Selama ini kompetensi tersebut dituangkan dalam skripsi sebagai indikatornya," ungkap Bujang seperti dikutip dari laman Universitas Lampung (Unila), Kamis (4/6/2015).

Dia menilai, polemik wajib atau tidaknya skripsi tersebut sebaiknya diserahkan ke para pemangku kebijakan di masing-masing perguruan tinggi. "Sebab, perguruan tinggi memiliki otonomi dalam menentukan kebijakan kampus mereka, termasuk soal kurikulum," imbuhnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Unila, Rochmiyati, memaparkan, praktik jual beli ijazah palsu ataupun jasa pembuatan skripsi menandakan rendahnya mental serta integritas mahasiswa. Dia menekankan pentingnya skripsi dalam menciptakan para intelektual yang berpikir ilmiah bukan hanya praktis.

Menurutnya, penghapusan skripsi atau tugas akhir bisa saja diterapkan di jenjang diploma atau politeknik sesuai pendidikannya yang lebih bersifat praktis. Tetapi, lulusan S-1 seperti pada FKIP bukan sepenuhnya praktisi. Selain mencetak tenaga pendidik siap pakai, kata Rochmiyati, FKIP juga melahirkan saintis.

"Skripsi penting sebagai standar kelimuan, terutama menerapkan teori kuliah guna menganalisis judul skripsinya," papar Rochmiyati.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Marak Ijazah Palsu, Skripsi Masih Penting Bagi Mahasiswa Rating: 5 Reviewed By: Mutawajikhu